• No results found

Jurnal Beban Kerja Mental

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Share "Jurnal Beban Kerja Mental"

Copied!
6
0
0

Loading.... (view fulltext now)

Full text

(1)

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL

DALAM SEARCHING TASK 

DALAM SEARCHING TASK 

DENGAN METODE RATING SCALE MENTAL EFFORT (RSME)

DENGAN METODE RATING SCALE MENTAL EFFORT (RSME)

Ari Widyanti, Addie Johnson, dan Dick de Waard Ari Widyanti, Addie Johnson, dan Dick de Waard

Staf Pengajar, Teknik Industri ITB, Bandung, Staf Pengajar, Teknik Industri ITB, Bandung, Staf Pengajar, University of

Staf Pengajar, University of Groningen, NetherlandGroningen, Netherland Staf Pengajar, University of

Staf Pengajar, University of Groningen, Netherland.Groningen, Netherland. Lab PSK&E ITB, Gedung Labtek III Lt.3,

Lab PSK&E ITB, Gedung Labtek III Lt.3, Ganesa 10Ganesa 10 Bandung, 40132 Bandung, 40132 Telp: 022-2508124, Fax: 022-2508124 Telp: 022-2508124, Fax: 022-2508124 widyanti05@yahoo.com widyanti05@yahoo.com Abstrak  Abstrak  Meto

Metode pengukurde pengukuran beban kerja mental melipan beban kerja mental meliputi metode obyektuti metode obyektif dan if dan subysubyektifektif. . MetoMetodede  pengukuran

 pengukuran beban beban kerja kerja mental mental secara secara subyektif subyektif yang yang banyak banyak diaplikasikan diaplikasikan di di Indonesia Indonesia adalahadalah Sub

Subjectivjective e WorWorkload kload AssAssessmessment ent TecTechniqhnique ue (SW(SWAT) AT) dan dan NASNASA A TLX (NASA Task TLX (NASA Task LoaLoad d IndIndex).ex). SWAT dan NASA TLX adalah pengukuran subyektif yang bersifat multidimensional (multidimensional SWAT dan NASA TLX adalah pengukuran subyektif yang bersifat multidimensional (multidimensional scaling) yang relatif membutuhkan waktu dalam aplikasinya. Sebagai alternatif SWAT dan NASA TLX, scaling) yang relatif membutuhkan waktu dalam aplikasinya. Sebagai alternatif SWAT dan NASA TLX, Rating Scale Mental Effort (RSME) adalah satu metode pengukuran beban mental

Rating Scale Mental Effort (RSME) adalah satu metode pengukuran beban mental subyektif yang bersifatsubyektif yang bersifat satu dimensi (uni dimensional scalling) yang telah banyak digunakan di berbagai negara. Penelitian ini satu dimensi (uni dimensional scalling) yang telah banyak digunakan di berbagai negara. Penelitian ini  bertujuan

 bertujuan untuk untuk menerapkamenerapkan n RSME RSME dalam dalam eksperimeksperimen en searching searching task.80 task.80 responden responden diminta diminta untuk untuk  mengingat huruf target, dan mendeteksi keberadaan huruf target dalam sekelompok trial yang muncul mengingat huruf target, dan mendeteksi keberadaan huruf target dalam sekelompok trial yang muncul setelahnya. Jumlah huruf target bervariasi antara 2 dan 4 huruf, demikian pula dengan jumlah huruf pada setelahnya. Jumlah huruf target bervariasi antara 2 dan 4 huruf, demikian pula dengan jumlah huruf pada trial. Dengan kombinasi ini, terdapat 4 level tingkat kesulitan dalam keseluruhan eksperimen. Pada akhir  trial. Dengan kombinasi ini, terdapat 4 level tingkat kesulitan dalam keseluruhan eksperimen. Pada akhir   blok

 blok yang yang tediri tediri dari dari 80 80 trial, trial, responden responden diminta diminta untuk untuk mengisikan mengisikan kuesioner kuesioner NASA TLX NASA TLX dan dan RSME.RSME. Hasil akhir menunjukkan bahwa

Hasil akhir menunjukkan bahwa hasil RSME sejalan dengan hasil RSME sejalan dengan NASA TLX.NASA TLX. Kata kunci

Kata kunci: beban kerja : beban kerja mental, searching task, NASA TLX, RSMEmental, searching task, NASA TLX, RSME

 Abstra  Abstract ct  Subj

Subjectective ive memental ntal worworkloakload d memeasuasure re is is comcommonmonly ly useused d in in IndIndoneonesia. sia. The The memeasuasuremrement ent that that  commonly used is NASA TLX and SWAT. Whereas NASA TLX and SWAT are multidimensional scaling, commonly used is NASA TLX and SWAT. Whereas NASA TLX and SWAT are multidimensional scaling,  Rating Scale

 Rating Scale Mental Effort Mental Effort (RSM(RSME) is E) is unidimeunidimensional scalling. nsional scalling. This research aim This research aim is is to to measmeasure mental ure mental  workload in searching task using RSME and compare it with result of NASA TLX. 80 subjects asked to workload in searching task using RSME and compare it with result of NASA TLX. 80 subjects asked to memorizing target letter (consist of 2 or 4 letters) and detect whether there is a target letter or not in block  memorizing target letter (consist of 2 or 4 letters) and detect whether there is a target letter or not in block  of trial. There are 4 levels of difficulties, based on number of letter in target and trial. In the end of a block  of trial. There are 4 levels of difficulties, based on number of letter in target and trial. In the end of a block  of 80 trials, respondents fill in questionnaire of NASA TLX and RSME as well. Result of both kinds of  of 80 trials, respondents fill in questionnaire of NASA TLX and RSME as well. Result of both kinds of  measurements indicated same level of mental workload in searching task.

measurements indicated same level of mental workload in searching task.  Keywo

 Keywordsrds: mental workload, searching task, NASA TLX, RSME.: mental workload, searching task, NASA TLX, RSME. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Pad

Pada a dadasasarnrnya, ya, akaktivtivitaitas s mamanunusisiaa dapat digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dapat digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan

dan kerkerja ja menmental tal (ot(otak)ak). . MesMeskipkipun un tidtidak ak  da

dapapat t didipipisasahkhkanan, , nanamumun n mamasisih h dadapapatt dibedakan pekerjaan dengan dominasi fisik  dibedakan pekerjaan dengan dominasi fisik  dan

dan pekpekerjerjaan aan dendengan gan domdominainasi si aktaktivitivitasas me

mentntalal. . AkAktitivivitatas s fifisisik k dadan n mementntal al ininii m

meenniimmbbuullkkaan n kkoonnsseekkuueennssii, , yyaaiittuu munculnya beban kerja. Beban kerja dapat munculnya beban kerja. Beban kerja dapat

ke

kemamampmpuauan n pepekekerjrja a dedengngan an tutuntntututanan  pekerjaan

 pekerjaan (Meshkati, (Meshkati, 1988). 1988). JikaJika kemam

kemampuan puan pekerpekerja ja lebih tinggi lebih tinggi daripdaripadaada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan  bosan. Sebaliknya, jika kemampuan pekerja  bosan. Sebaliknya, jika kemampuan pekerja

lebih

lebih rendrendah ah daripadaripada da tunttuntutan utan pekerpekerjaan,jaan, maka akan muncul kelelahan yang berlebih. maka akan muncul kelelahan yang berlebih. Pengukuran beban kerja fisik dapat Pengukuran beban kerja fisik dapat di

dilalakukukakan n dedengngan an memengngukukur ur kokonsnsumumsisi energ

(2)

 pengukuran beban kerja mental dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan yaitu :

Metode Pengukuran Objektif 

Beban kerja mental dapat diukur  dengan pendekatan fisologis (karena terkuantifikasi dengan dengan kriteria obyektif, maka disebut metode obyektif). Kelelahan mental pada seorang pekerja terjadi akibat adanya reaksi fungsionil dari tubuh dan pusat kesadaran. Pendekatan yang bisa dilakukan antara lain :

1. Pengukuran variabilitas denyut jantung 2. Pengukuran selang waktu kedipan mata

(eye blink rate) 3. Flicker test

4. Pengukuran kadar asam saliva 5. dll

Metode pengukuran secara Subjektif  Metode pengukuran beban kerja secara subjektif merupakan pengukuran  beban kerja mental berdasarkan persepsi

subyektif responden/pekerja.

Berikut ini merupakan beberapa jenis metode pengukuran subjektif :

a.

Subjective Workload Assessment  Technique (SWAT)

Metoda SWAT merupakan

multidimensional scale. Dalam model SWAT, performansi kerja manusia terdiri dari tiga dimensi ukuran beban kerja yang dihubungkan dengan  performansi, yaitu :

1.

Time load  atau beban waktu yang menunjukan jumlah waktu yang tersedia dalam perencanaan, pelak-sanaan dan monitoring tugas

2.

 Mental effort  atau beban usaha mental, yang berarti banyaknya usaha mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

3.

 Psychological stress atau beban tekanan psikologis yang menunjukkan tingkat resiko  pekerjaan, kebingungan, dan

frustasi.  b. NASA TLX

Dalam NASA TLX terdapat 6 dimensi ukuran beban kerja yaitu  Mental

de-mand, Physical Dede-mand,Temporal De-mand, Performance, Effort  dan Frusta-tion Level.

 Modified Cooper Harper Scaling   Multidescriptor Scale

Dalam penelitian ini, akan digunakan Rating Scale Mental Effort (RSME) sebagai satu alternatif baru dalam  pengukuran beban kerja mental subyektif. Hasil RSME akan dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan menggunakan  NASA TLX dan variabilitas denyut  jantung. Kriteria performansi, yaitu tingkat akurasi dan waktu reaksi juga akan digunakan sebagai validasi hasil  pengukuran.

TINJAUAN PUSTAKA NASA TLX

Deskripsi masing-masing dimensi dalam NASA TLX dapat dilihat pada tabel 1. Langkah pengukuran dengan menggunakan NASA TLX adalah sebagai  berikut (Meshkati, 1988) :

1. Pembobotan

Responden/pekerja diminta untuk  membandingkan dua dimensi yang  berbeda dengan metode perbandingan  berpasangan. Total perbandingan  berpasangan untuk keseluruhan dimensi (6 dimensi) yaitu 15. Jumlah tally untuk  masing-masing dimensi inilah yang akan menjadi bobot dimensi.

2. Pemberian Rating

Dalam tahap ini, responden diminta memberika penilaian/rating terhadap keenam dimensi beban mental.

Skor akhir beban mental nasa TLX diperoleh dengan mengalikan bobot dengan rating setiap dimensi, kemudian dijum-lahkan dan dibagi 15.

 Namun dalam perkembangannya, tahap pembobotan dinilai memiliki banyak  kelemahan, sehingga dalam berbagai  penelitian terakhir, penggunaan NASA TLX hanya dengan memberikan nilai pada masing-masing dimensi (tahap 2) dan menjumlahkan nilai keseluruhan dimensi (Byers, 1989; Hart, 2006), dengan hasil yang valid.

(3)

Tabel 1. Deskripsi dimensi NASA TLX

Dimensi Skala

Kebutuhan Mental

Seberapa besar tuntutan aktivitas mental dan perseptual yang dibutuhkan dalam pekerjaan Anda (contoh: berpikir, memutuskan, menghitung, mengingat, melihat, mencari). Apakah  pekerjaan tersebut mudah atau sulit, sederhana atau kompleks, longgar atau ketat?

Rendah - tinggi

Kebutuhan Fisik 

Seberapa besar aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam pekerjaan Anda (contoh: mendorong, menarik, memutar, mengontrol, menjalankan, dan lainnya). Apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, pelan atau cepat, tenang atau buru-buru?

Rendah – tinggi

Kebutuhan Waktu

Seberapa besar tekanan waktu yang Anda rasakan selama pekerjaan atau elemen pekerjaan  berlangsung? Apakah pekerjaan perlahan dan santai, atau cepat dan melelahkan?

Rendah – tinggi

Performansi

Seberapa besar keberhasilan Anda di dalam mencapai target pekerjaan Anda? Seberapa puas Anda dengan performansi Anda dalam mencapai target t ersebut?

Baik – jelek 

Tingkat Usaha

Seberapa besar usaha yang Anda keluarkan secara mental dan fisik yang dibutuhkan untuk  mencapai level performansi Anda?

Rendah – tinggi

Tingkat frustrasi

Seberapa besar rasa tidak aman, putus asa, tersinggung, stres, dan terganggu dibanding dengan perasaan aman, puas, cocok, nyaman, dan kepuasaan diri yang dirasakan selama mengerjakan pekerjaan tersebut?

Rendah – tinggi

 Rating Scale Mental Effort (RSME)

 Rating scale mental effort  (RSME) merupakan metode pengukuran beban kerja subyektif dengan skala tunggal. Dikembangkan oleh Zijlstra dkk (Zijlstra & Van Doorn, 1985; Zijlstra & Meijman, 1989; Zijlstra 1993; lihat de Waard, 1996). Responden diminta untuk memberikan tanda pada skala 0-150 dengan deskripsi  pada beberapa titik acuan (anchor point ).

Gambar 1. Rating scale mental effort

Usaha yang dilakukan Sangat Besar Sekali

Usaha yang dilakukan Sangat Besar 

Usaha yang dilakukan Besar 

Usaha yang dilakukan Cukup Besar 

Usaha yang dilakukan Agak  Besar 

Usaha yang dilakukan Kecil

Usaha yang dilakukan Sangat Kecil

(4)

Fluktuasi denyut jantung merupakan satu indikator beban kerja menta. Semakin tinggi beban kerja mental, semakin rendah variabilitas denyut jantung (Mulder, 1987,1988). Heart rate variability

diukur dengan menggunakan

Electrocardigraph (ECG) atau dengan heart rate monitor.

Searching task 

Searching task (Schneider, 1972) merupakan jenis aktivitas yang terbukti memberikan beban kognitif yang relatif  tinggi. Salah satu bentuk searching task 

dapat dilihat pada bagian 3, metode  penelitian.

METODE PENELITIAN Responden

Responden penelitian ini adalah mahasiswa S1 teknik Industri ITB dengan  jumlah 80 orang responden, laki-laki dan  perempuan, dan memiliki penglihatan

visual normal.

Desain Eksperimen

Aktivitas mencari (searcing task) yang diselesaikan oleh responden dikembangkan dengan menggunakan software e-prime

Gambar 2. Searching task 

 J@TI Undip, Vol V, No 1, Januari 2010

Huruf target A G + A + P + G + H Fixation Fixation trial trial A P G H + C D + F E + L K  + T H 4

(5)

4 kondisi dalam eksperimen ini :

-

Kondisi 1

Kondisi termudah, responden harus mengingat 1 huruf target, dan mendeteksi keberadaan huruf target  pada trial yang berisikan 2 huruf 

-

Kondisi 2

Responden harus mengingat 2 huruf  target, dan mendeteksi keberadaan huruf target pada trial yang berisikan 2 huruf 

-

Kondisi 3

Responden harus mengingat 2 huruf  target, dan mendeteksi keberadaan huruf target pada trial yang berisikan 4 huruf 

-

Kondisi 4

Responden harus mengingat 4 huruf  target, dan mendeteksi keberadaan huruf target pada trial yang berisikan 4 huruf 

LUARAN DAN DISKUSI

Hasil pengukuran untuk masing-masing kriteria dan masing-masing-masing-masing kondisi adalah sebagai berikut :

1,00 2,00 3,00 4,00 kondisi 250,00 500,00 750,00 1000,00 1250,00     W    a     k     t   u _    r    e    a     k   s     i     587, 84 724, 32 921, 24 1384, 29 Grafik WaktuReaksi

Gambar 3. waktu reaksi (milisecond)

1,00 2,00 3,00 4,00 kondisi 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00      a        k     u      r      a      s        i     0,97 0,95 0,93 0,89

Grafik Persentase Akurasi

Gambar 4. Tingkat akurasi

1 2 3 4 kondisi 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00      N      A      S      A     44,69 47,84 49,89 55,81 Grafik NASA TLX 1,00 2,00 3,00 4,00 kondisi 0,0 20,0 40,0 60,0      R      S      M      E     36,7 48,8 52,6 68,4 Grafik RSME Gambar 6. RSME 1 2 3 4 5 kondisi 0,000 2,000 4,000 6,000      H      R      V      6, 572 6,708 6,638 6,749 6, 717 Grafik HRV

Gambar 7. variabilitas denyut jantung Gambar 3 dan 4 menunjukkan  bahwa seiring dengan meningkatnya tingkat kesulitan aktivitas, waktu reaksi semakin meningkat, demikian pula dengan tingkat kesalahan yang terjadi. Tingginya waktu reaksi dan juga meningkatnya kesalahan yang dilakukan responden menunjukkan semakin tingginya beban kerja mental yang dialami oleh responden, hal ini didukung oleh hasil pengukuran dengan NASA TLX dan RSME.

Eggemeier (1991) menyatakan  beberapa syarat dalam pengukuran beban kerja mental yang harus dipenuhi oleh suatu alat pengukur yaitu :  sensitivity, diagnostic, validity, intrusiveness, reliability, implementability, acceptability.

Dengan hasil yang tidak berbeda dengan NASA TLX dan sejalan dengan kriteria performansi yang lain (waktu reaksi dan tingkat kesalahan), menunjukkan  bahwa syarat diagnostic, validity, intrusiveness, dan reliability telah terpenuhi. Dilihat dari faktor   sensitivity, RSME menunjukkan tingkat sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan RSME, terbukti dari tingkat kemiringan/slope grafik pada RSME (gambar 6) yang lebih tinggi dibandingkan dengan slope pada grafik NASA TLX (gambar 5), terutama antara kondisi 2 dan 3. RSME juga unggul dari sisi implementability dan acceptability,

(6)

daripada pengisian NASA TLX dan lebih mudah dipahami oleh responden.

Dari gambar 7 terlihat bahwa variabilitas denyut jantung tidak menurun sesuai dengan yang seharusnya, demikian  pula pada kondisi 5 (kondisi istirahat) dimana seharusnya pada kondisi 5, variabilitas denyut jantung adalah tertinggi. Minimnya perbedaan variabilitas denyut  jantung pada 4 kondisi, dan juga pada kondisi 5 menunjukkan bahwa pengukuran variabilitas denyut jantung dalam  pengukuran beban kerja mental perlu ditelaah lebih jauh jika akan digunakan di Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena faktor denyut jantung memiliki karakteristik yang unik, misalnya terdapat  perbedaan jumlah denyut jantung antara kalangan kulit hitam/black man dan kulit  putih/white man (Douglas, 1990). Sementara di daerah Eropa, variabilitas denyut jantung merupakan metode  pwngukuran beban kerja mental yang

memberikan hasil valid.

KESIMPULAN DAN SARAN

RSME merupakan alat pengukuran  beban kerja mental subyektif yang patut dipertimbangkan untuk diaplikasikan lebih luas di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran RSME sejalan dengan NASA TLX dan kriteria  performansi (waktu reaksi dan tingkat kesalahan), didukung pula oleh faktor  kepraktisan penggunaan dan kemudahan untuk dipahami.

Penggunaan RSME sebagai alternatif baru dalam pengukuran beban kerja mental subyektif di Indonesia perlu dipertimbangkan mengingat faktor  kepraktisan dan validitas hasil. Namun  perlu untuk diaplikasikan pada jenis aktivitas dan subyek yang berbeda untuk  membuktikan lebih jauh bahwa RSME valid dan reliabel.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aasman, J., Mulder, G., & Mulder, L. J. M. (1987), Operator effort and the Measurement of Heart-Rate Variability.  Human Factors, 29, 161-170.

2. Aasman, J., Wijers, A. A., Mulder, G., & Mulder, L. J. M., (1988),  Measuring 

 Mental Fatigue in Normal Daily Working Routines, In P.A.Hancock &  N. Meskhati (Eds.), Human Mental Workload (pp. 117-137). North-Holland: Elsevier Science Publisher  B.V.

3. Byers, J. C. B. A. C. &. H. S. G., (1989), Traditional and raw task load index (TLX) correlations: Are paired comparisons necessary? In A.Mital (Ed.),  Advances in Industrial   Ergonomics and Safety (pp. 481-485).

Taylor & Francis.

4. Eggemeier, F. T., Wilson, G. F., Kramer, A. F., & Damos, D. L., (1991), General Considerations concerning workload assessment in multi-task  environments. In D.L.Damos (Ed.),  Multiple Task Performance ( London:

Tylor & Francis.

5. De Waard, D. (1996),  Mental  workload measurement in bus driver , Thesis. University of  Groningen, The Netherland.

6. Douglas F.Zatzick & Joel E.Dimsdale (1990), Cultural Variations in Response to Painful Stimuli.  Psychomatic  Medicine, 52, 544-557.

7. Hancock, P. A. & Meshkati, N. (1988),  Human Mental Workload . Elsevier. 8. Hart, S. G. (2006), NASA-Task Load

Index (NASA-TLX), 20 years later. In  Human Factors and Ergonomics Society 50th Annual Meeting  (pp. 904-908). Santa Monica, CA: Human Factors and Ergonomics Society.

9. Schneider, W. & Shiffrin, R. M., (1977), Controlled and Automatic Human Information Processing : I. Detection, Search, and Attention.  Psychological Review, 84, 1-70. http://en.scientificcommons.org/571467 70

References

Related documents

The overarching learning outcomes for the staff program were to:  Enhance participants’ understanding of resilience and leadership within the higher

Then, we established the Local Confluence Theorem for GP 2 schema rewriting (Theorem 6.1), which in effect allows for the specification of a sound confluence analysis algorithm based

Organizational Development Themes 4 Build Change Foundations Sustaining Change Analysing Change Needs Change Implementation Communicating Change Foster Change Leadership..

The Bachelor’s degree is awarded by all the state universities, specialised uni- versity institutions, university colleges and a good number of the other higher education

Jérémi and Maussion, Pascal Stator Current based Indicators for Bearing Fault Detection in Synchronous Machine by Statistical Frequency Selection.. This is an author-deposited

Common Boiler Recommendations ¾ Repair Steam boilers.. • clean firetubes, repair or upgrade

This thesis examines a selection of South African literary texts written in English and published after 2000, arguing that these works of literature illustrate the ways in

Refinance senior bank debt $95,000,000 Upgrade electronic toll collection system $7,000,000 Construct the Richmond Airport Connector $48,000,000.