• No results found

Biogas Production From a Mixture of Cow Manure with Chicken Manure

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Share "Biogas Production From a Mixture of Cow Manure with Chicken Manure"

Copied!
10
0
0

Loading.... (view fulltext now)

Full text

(1)

PRODUKSI BIOGAS DARI CAMPURAN KOTORAN SAPI DENGAN

KOTORAN AYAM

BI OGAS

PRODUCTION FROM A

MI XTURE

OF

COW MANURE WI TH

CHI CKEN MANURE

Denta Sanjaya1, Agus Haryanto2, Tamrin2

1Mahasiswa Teknik Per tanian, Fakultas Pertanian, Univer sitas Lampung 2Dosen Jur usan Teknik Per tanian, Fakultas Per tanian, Univer sitas Lampung

komunikasi penulis, e-mail : agushar yid65@gmail.com Naskah i ni d it er i ma pada 12 Febr uar i 2015; revi si pada 23 Febr uar i 2015;

di setujui untuk di publ ikasikan pada 9 Maret 2015 ABSTRACT

Biogas t echnology wit h zer o wast e concept is expect ed t o be t he alt er nat ive ener gy and t o r educe envir onment al pr oblems. The pur pose of t his st udy is t o know t he biogas yieldper kilogr am of each chicken and cow manur e compar ison. The st udy was conduct ed in six t r eat ment s wit h t he addit ion of chicken manur e of 0, 100, 300, 500, 700 and 1000 gr ams. The fer ment at ion pr ocess is done using a bat ch syst em and

biogas measur ement was taken daily. The par amet er s to be obser ved were or ganic mat t er , t he degr ee of acidit y (pH), t emper at ur e, volume of biogas, biogas pr oduct ivit y, and C / N r at io of each t r eat ment . The r esult s showed t hat t he over all pH at t hebeginning and end of t he st udy t end t o be close t o neut r al. The

highest biogas yieldwas r esultedfrom a mixture of chicken manure and cow manure at t hecomposit ion of

1:1 or 50%:50%with biogas total amount of 35.690 ml and biogas pr oduct ivit y of 0,33 lit er s/ g (volat ile solid) .

Keywor ds : biogas, cow manur e, chicken manur e, anaer obic codigestion.

ABST RAK

Teknologi biogas dengan konsep zer o w aste diharapkan bisa menjadi ener gi alter nat if dan dapat mengurangi per masalahan lingkungan. Tujuan penelit ian ini adalah untuk mengatahui besarnya volume biogas per kilogram dar i masing-masi ng per bandingan kot oran ayam dan sapi. Penel it ian dilakukan pada enam per lakuan yakni dengan panambahan kotoran ayam 0, 100, 300, 500,700 dan 1000 gram. Proses fermentasi dilakukan menggunakan sistem batch dengan pengukuran gas setiap hari.Parameter yang diamati meliputi bahan organik, derajat keasaman (pH), suhu, volume biogas, produkt ivitas biogas, nyala api dan C/ N rasio t iap per lakuan. Hasi l penelit ian menunjukkan bahw a secara keselur uhan pH awal dan akhir pada penelit ian cender ung mendekat i netral. Hasil pr oduksi biogas ter baik dihasilkan pada komposisi dengan penambahan kotor an ayam 50% yaitu sebesar 35.690 ml, dan nilai pr oduktivitas biogas ter tinggi sebesar 0,33 liter / g (volat ile solid)dengan komposisi yangsama.

Kata kunci : biogas, kotoran sapi, kotor an ayam, kodigesi

I. PENDAHULUAN

Pem an faatan en er gi yan g t i dak dap at d i p er b ahar ui secar a b er leb i han dap at meni mbulkan masalah kr isis ener gi. Salah satu gejala kr isis ener gi yang ter jad i akhi r -akhir ini yaitu kelangkaan bahan bakar mi nyak (BBM), sep er t i m i n yak tan ah, ben si n , dan solar. Kelangkaan ter jad i kar ena t ingkat kebi tuhan BBM sangat t inggi dan selalu meningkat set iap tahunnya, sementar a itu minyak bumi sebagai bahan baku pembuatan BBM sangatlah ter batas

dan mem butuhkan w aktu ber juta-juta tahun un tuk p r oses p em ben tuk an n ya ( Wahyun i , 2011).

Meski pun Indonesi a adalah salah satu negara penghasil minyak dan gas, namun berkurangnya cadangan minyak dan penghapusan subsidi BBM yang dit erapkan oleh pemerintah menyebabkan har ga minyak l abi l . Dalam si tuasi seper t i ini pen car i an, pengemban gan, dan penyebar an t ek n ologi en er gi n on BBM yan g r am ah

(2)

l i ngkungan menjad i amat pent i ng, t er utama d i tuj uk an kep ada keluar ga m i sk i n sebagai golongan yang banyak terkena dampak kenaikan BBM. Salah satu teknologi yang sesuai dengan keadaan ter sebut ialah t eknologi biogas. Biogas dapat dihasilkan dari pengolahan limbah r umah tangga dan buangan dar i si sa kotoran ter nak, dengan demiki an biogas memiliki peluang yang b esar dalam p en gem b an gan n ya k ar en a bahannya dapat diperoleh dar i sekitar tempat t i nggal masyar akat ( Wahyono dan Sudar no, 2012).

Teknologi bi ogas dengan konsep zer o w aste

(t idak dihasilkan li mbah) di harapkan dapat m emban tu m emp er lam bat laju pem anasan global. Selai n bi sa menjad i ener gi alt er nat i f, biogas juga dapat mengurangi per masalahan lingkungan, seper t i polusi udara, polusi tanah, dan pemanasan global (Wahyuni, 2011). Bi ogas dalam skala rumah tangga dengan jumlah t er nak 2 – 4 ekor at au suplai kot or an sebanyak kur ang lebih 25 kg/ har i cukup menggunakan t abung r eakt or ber kapasit as 2500 – 5000 lit er yang dapat menghasilkan biogas set ara dengan 2 lit er minyak t anah/ har i dan mampu memenuhi kebut uhan ener gi memasak sat u r umah t angga p edesaan d engan 6 or ang anggota keluar ga (Kaharudin dan Sukmawati, 2010).

Seir ing dengan ber kembangnya teknologi dan p en getahuan , bi ogas sudah d i kem ban gk an seb agai en er gi alt er n at i f yan g b i sa memanfaatkan ber bagai kotoran hewan. Selain kotoran sapi , biogas juga bisa dihasilkan dar i kotor an ayam. Limbah kotoran ayam umumnya hanya digunakan sebagai pupuk secara langsung oleh p et er n ak , p em anfaatan lai n yan g bi sa d i laku k an adalah den gan m em p r osesnya menjadi sumber ener gi dalam bentuk bi ogas. Pen golah an k edu a l i m bah t er sebu t b i sa d ilakukan secar a ber samaan, sehingga dapat menghasilkan produk yang ber nilai ekonomis. Menur ut (Wahyono danSudar no, 2012) bi ogas bahan or gani k dar i kot oran sapi dengan 1 kg dapat menghasilkan biogas sebanyak 40 li ter, sedangkan kotoran ayam dengan jumlah sama bisa menghasilkan 70 liter. Hal ini menunjukkan biogas dari kotoran ayam lebih baik dar i kotoran sapi . Sampai saat ini belum banyak peneli t ian

mengenai penambahan kotoran ayam ter hadap campur an kot oran sapi untuk menghasi lkan bi ogas. Oleh kar ena i tu, p er lu d i lakukannya p en el i t i an leb i h lan j u t , seh i n gga dap at menghasilkan biogas yang maksimal dan dapat mengurangi pencemar an l ingkungan seki tar. Tuj u an dar i p en el i t i an i n i adalah u n tu k m en gatah u i b esar n ya volum e b i ogas p er kilogram yang dihasilkan dar i masing-masing per bandingan kotoran ayam dan sapi , selain itu untuk men getahui per band i ngan komposi si kot or an ayam dan kotoran sapi yang ter bai k dalam menghasilkan biogas.

II. BAHAN DAN METODE

Penelit ian dilakukan pada bulan Agustus hingga b ulan Ok t ob er 2 01 4 dan b er t em p at d i Laborator ium Daya dan Alat Mesin Per tanian, Jur usan Teknik Per tani an dan d i Gr eenhouse Fakultas Per tanian Univer sitas Lampung. Alat yang digunakan yaitu 18 botol plast ik 3 L, 18 balon udara, ember plast ik, selang plast ik, dop ban, gelas ukur, 6 buah ter mometer alkohol, pH meter, oven, cawan, t imbangan anal it ik, tanur / muffle. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kotoran sapi, kotoran ayam, dan air.

Penelit ian ini menggunakan 6 per lakuan dengan parameter pengamatan meliput i :

1. Lama Waktu Pembentukan Bi ogas

L am a w ak tu p em b en tuk an b i ogas dap at diketahui setelah volume bi ogas mulai ter l ihat dan dicatat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pembentukan biogas. Pengamatan dilakukan set iap har i untuk volume biogas yang ter bentuk.

2. Volume Bi ogas yang Dihasi lkan

Volume yang ter bentuk t iap har inya dicatat dan dibuat gr afik. Dar i grafik ter sebut dapat dilihat volume biogas yang dihasilkan oleh tiap reaktor. Pengukuran dilakukan dengan car a volume gas yang ter bentuk tiap harinya akan diukur dengan menghitung volume gas yang ditampung pada balon udar a, setelah itu balon udar a t er sebut dimasukkan ke dalam bak penuh air. Jumlah air yang keluar dar i bak ter sebut diukur volumenya dengan asumsi bahw a volume air yang keluar sama dengan volume gas yang ada pada balon udar a ter sebut. Setelah di peroleh data volume m ak a dalam satu har i volum e bi ogas dapat dihitung dengan per hitungan sebagai berikut :

(3)

Hasil lalu dicatat dan dibuat grafik, Apabila grafik sudah menunjukkan t idak adanya penambahan volume bi ogas ber ar t i pr oses pem bentukan biogas telah selesai.

3. Produkt ivitas Bi ogas

Produkt ivitas gas yang dihasilkan di ukur pada set i ap p er laku an p en el i t i an , den gan car a p r oduk si b i ogas har i an d i bagi den gan VS

r emoved. Karakter ist ik VS r emoved didapat dar i set i ap komposi si bahan or ganik dengan cara menghitung VS awal dan VS akhir pada masing-masi ng bahan. Produkt ivitas dapat kita ketahui dengan menggunakan r umus :

4. Kandungan Bahan Or ganik

Substrat awal dan akhir pada proses biogas diuji karakter ist i knya. Karakter ist ik substrat yang diuji meliput i Total Sol id (TS) dan Volatile Solids

(VS).

Ni lai Tot a l Sol i d ( TS) d i p er oleh den gan m elaku k an p en gu ku r an lan gsun g d i labor atur i um . M et ode pen guji an TS dan VS adalah sebagai ber ikut :

1. Si ap k an caw an p etr i yan g sudah ber si h kemudian di timbang (W0).

2. Masukkan sampel limbah ke dalam caw an petr i , lalu t imbang.

3. Masukkan ke dalam oven pada suhu 105oC

selama 24 jam.

4. Set elah 24 jam, ambi l cawan petr i + resi du kemud i an m asuk k an kedalam desi k at or, setelah dingin lalu t imbang.

5. Bakar caw an petr i + r esi du menggunakan tan ur (fu r nace) p ada suu 550 oC hi n gga

menjadi abu, kurang lebi h 15 menit.

6. Keluar kan cawan petr i + abu dar i tanur lalu m asuk k an k edalam desi k at or, d i am k an hingga suhu nor mal lalu t i mbang.

TS dan VS dapat dihitung dengan menggunakan r umus :

Total Sol id Sample (%) = 100 – Kadar Air (%)

Total Sol id Sample (g) =

Volatile Solid Sample (g) = Keter angan :

W0 = Ber at caw an W1 = Berat Sample

W2 = Ber at Ker ing (TS) W3 = Ber at Abu

5. Pengukur an C/ N Rasio

C/ N Rasio d iukur d i Labor atur ium Ilmu Tanah Fakultas Per tanian Univer sitas lampung dengan menggunakan metode Walkey and Black untuk mengukur kandungan C-organik nya, sedangkan untuk mengukur N-total menggunakan Metode Sem i -M i k r o K j eld h al. Set elah d i k etahu i kandungan karbon dan nitrogennya, maka setiap per bandingan dihitung untuk mencar i nilai C/ N Rasio nya.

6. Pengukur an Der ajat Keasaman (pH)

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan m et ode Pot en si om etr i k , yak n i den gan menggunakan alat pH met er. Alat ini cukup m udah d i gu n ak an dan m em i l i k i aku r asi mencapai dua desimal. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah p en el i t i an . M et ode pengukur an pH sebagai ber ikut :

1. Lakukan kalibr asi alat pH meter dengan menggunakan lar utan penyangga.

2. Ker i ngkan elektr oda dengan ker tas t isu kemudian dengan air suling.

3. Siapkan sampel pada gelas ukur 500 ml, isi setengah penuh.

4. Celupkan elektroda kedalam sampel sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap.

5. Catat angka pada tampilan pH meter 7. Pengukur an Suhu

Pen guk u r an suh u d i lak uk an den gan m en ggun ak an alat Ther m om et er ai r r ak sa selama proses biogas ber langsung. Suhu yang d i ukur yak ni suhu dalam r eak t or dan suhu lingkungan, pengukuran dilakukan pada set iap per lakuan penelit ian meliput i waktu pagi, siang dan sore har i.

8. Uji Nyala Api

Uji nyala dilakukan menggunakan bur ner yang ter buat dar i bekas tempat per men ber bentuk bulat , pada t iap sisi nya diber i lubang sebagai tempat api keluar. Uji nyala dilakukan set elah gas mulai ter produksi, hal ini ber tujuan untuk mengetahui bi ogas yang d i hasi lkan apakah mengandung metan atau t idak, sehingga nant i bisa digunakan sebagai bahan pengganti minyak tanah atau elpiji.

(4)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kondisi Awal dan Akhir Bahan

Salah satu yan g m en jad i p ar am et er t i n gk at keber hasilan produksi biogas adalah kandungan bahan or ganik pada digester. Berdasar kan analis yang telah di lakukan di Labor at or ium RSDAL Jur usan Teknik Per tanian Univer si tas Lampung didapat nilai kadar air (%), t otal solid (%) , t otal solid (g) dan VS ( g) sebagai ber ikut :

Tabel 1. Karakter i st ik Bahan Tiap Per lakuan

Per lakuan Kadar Ai r (% ) Total Sol id ( %) TS Bahan (g)

VS Bahan ( g) Aw al Aw al Awal Aw al A0 S1 0 91,22 8 ,78 1 75,5 5 135 ,17 A1 S9 90,65 9 ,35 1 87,0 0 138 ,38 A3 S7 91,62 8 ,38 1 67,5 7 116 ,21 A5 S5 91,48 8 ,52 1 70,3 5 109 ,47 A7 S3 87,03 12 ,97 2 59,3 6 173 ,58 A1 0 S0 88,60 11 ,40 2 27,9 0 187 ,01

Kadar air dalam proses fer mentasi biogas tur ut mempengar uhi kualitas gas yang dihasilkan. Dar i tab el d i atas, k adar ai r aw al dan ak hi r menunj ukk an ni lai yang ber beda-beda pada semua per lakuan. Hal ini bisa dikarenakan pada saat pengambilan sampel masing-masing bahan ber beda beratnya.

Sedangkan untuk t otal solid (TS) awal dan volatile sol id (VS) awal cender ung mengalami penur unan pada akhir. Hal ini bisa disebabkan bahan or ganik yang terdapat dalam digester pada masing-masing per lakuan mengalami perombakan oleh bakter i sehi ngga kandungan TS dan VS menjadi tur un. Hasil penelit ian Padang, dkk (2011) menyatakan bahw a penur unan t otal sol id (TS) dan volatile sol i d ( VS) ber i nd i k asi d en gan peni n gk at an pr oduksi bi ogas atau k adar gas m etan yan g dihasilkan. Hal ini disebabkan karena volat ile solid

mer upakan substr at bagi mikr oor ganisme non m etan ogen y an g b ek er j a p ad a tah ap aw al p r oduk si b i ogas. Pen u r u n an v ol a t i le so l i d

menunjukkan bahwa di dalam biodigester pr oses t er j ad i degr adasi sen yaw a or gan i k oleh mikr oor ganisme non metanogen. Selain itu suhu pada digester dan l ingkungan juga berada pada suhu op t i mum, sehi ngga dapat memper cepat proses perombakan bahan or ganik pada subtrat

3.2 C/ N Rasio

C/ N r asi o m er upak an salah satu i nd i k at or t er pent i ng untuk menentukan kual i tas bagi bahan yang akan dijad ikan sebagai substrat dalam proses pembentukan biogas. Kar bon/ Ni tr ogen ( C/ N) r asio yang opt imum untuk digester anaer obik ber kisar 20 – 30.

Ber ikut ini mer upakan tabel hasil analisi s yang di lakukan Laborator ium Ilmu Tanah Fakultas

Tabel 2. C/ N Rasio Bahan

Jenis Sampel C N C/ N Rasio % % Kotoran Sapi 28.36 1.07 26.50 Kotoran Ayam 26.29 2.89 9.10 Per tan i an Un i ver si tas L am p un g u n tu k mengetahui kandungan C/ N rasio pada masing-masing sampel penelitian.

.

Dar i tabel d i atas, dap at k i ta l i hat bahw a kandungan C/ N r asi o untuk untuk kot or an ayam hanya 9,10 ber beda jauh dengan kot oran sap i 26,50 . Sedan gkan un tuk k an dun gan Nitr ogen (N) kotoran sapi hanya 1.07 % lebih rendah dibandingkan kotoran ayam (2.89 %). Kandungan Ni tr ogen dalam subtrat memi li ki peran pent ing dalam pembentukan asam amino, ap abi la t er lalu banyak kandungan ni tr ogen m ak a ak an m en yeb ab k an am on i ak ak an meni ngkat sehingga menimbulkan bau busuk yang menyengat. Salah satu yang menjadi faktor kecilnya C/ N rasi o pada kot oran ter nak ialah jeni s pakannya. Ber ikut adalah komposisi C/ N rasio pada masing-masing per lakuan.

(5)

Tabel 3. Nilai C/ N Rasio Pada Per lakuan Kotoran Ayam (%) Kotoran Sapi (%) C/ N Rasio

0 100 26,50 10 90 22,49 30 70 17,16 50 50 13,80 70 30 11,48 100 0 9,10

3.3 Volat ile Solid ( VS) Bahan

Volat ile Sol id d i gun ak an un tuk m engetahui kandungan bahan or ganik pada suatu limbah atau bahan. Bahan or ganik ialah sisa bahan atau limbah yang dapat diuraikan secara sempur na oleh p r oses bi ologi . Total sol id m er up ak an jumlah padatan ker i ng dar i sample atau li mbah yan g t elah m engalam i p r oses p en goven an / penger i ngan dalam jangka w aktu yang t elah ditentukan. Sedangkan volatile solid merupakan hasil dari proses pembakaran kandungan padatan ker i ng (TS), volat ile solid mer upakan salah satu p ar am et er p en t i n g yan g d i gun ak an un tuk menghitung pr odukt ivi tas biogas pada bahan atau limbah.

Dar i Tabel 4, ter l ihat bahwa komposisi bahan yang memili ki nilai volatile sol ids ter t inggi yaitu pada per lakuan komposisi (100%KA : 0% KS) sebesar 187,01 g. Sedangkan kandungan volatile solids t erendah dengan komposisi ( 50%KA : 50% KS) yakni sebesar 109,47 g. Semakin besar k an dungan or gan i k p ada suatu bahan atau l i m b ah, m ak a ak an sem ak i n m udah u n tuk d i u r ai k an . Sehi n gga bi la l i m bah t er sebut t er buang d i l i ngkun gan seki tar, t i dak akan menyebabkan ker usakan pada lingkungan.

Tabel 4. Kandungan (VS) Removed Bahan Per lakuan VS Aw al (g) TS Aw al (g) A0 S10 135,17 175,55 A1 S9 138,38 187,00 A3 S7 116,21 167,57 A5 S5 109,47 170,35 A7 S3 173,58 259,36 A10 S0 187,01 227,90 3.4 Derajat Keasaman ( pH)

Der ajat keasaman (pH) mempunyai per an yang cukup pent i ng pada proses pembentukan gas metan. Oleh karena itu, pH awal dan akhir per lu d i catat untuk mengetahui ni lai pH t er sebut apakah t elah sesuai dalam proses fer mentasi aner obik pada biogas.

Pada Gambar 1, dapat d i l i hat bahw a p r oses anaerobik yang ter jadi digester pada masing-masi ng per lakuan berada pada kond i si yang t idak jauh yakni ber ada dalam kisaran 6,7 – 7,7. Secar a keselur uhan pH aw al dan akhi r pada penel it ian cender ung mendekat i netr al, pada umumnya produksi biogas yang dihasilkan akan m en galam i p r oduk si yan g bai k p ada p H 7 (netral). Hasil penelit ian Fachr y, dkk ( 2004) menunjukkan bahwa semakin netral pH maka maki n t inggi pula kadar CH4, Sebaliknya kadar CO2 akan menjadi semakin rendah. Sedangkan pH op t i mum d i capai pada ni lai 7,5. Hal i ni d i p er kuat dengan penel i t i an Yon at han, d kk (2013) yang menyatakan bahwa pH netral dapat m em acu p er kem ban gan b ak t er i m etan a (metanogen) sehingga pada pH tersebut bakter i p er om bak asam asetat dap at tum buh dan

(6)

ber kembang biak secara opt imal, hal ini akan berdampak pada produksi gas yang dihasilkan. 3.5 Suhu

Selain pH, kondisi suhu yang baik menjadi salah satu h al yan g dap at m em p en gar uh i dar i pr odukt ivi tas bi ogas. Suhu yang i deal akan membuat bakt er i akan mudah ber kembang sehi ngga pembentukan gas metan akan cepat. Per b an d i n gan su h u p ada m asi n g-m asi n g

digester d i catat selama pr oses pembentukan biogas ber langsung, temper atur yang di ukur meliputi temperatur reaksi dan suhu lingkungan. Pengamatan dilakukan pada waktu pagi ,siang dan sore har i, dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Suhu Rat a-r at a saat Pr oses Pembentukan Biogas Berdasar kan gambar diatas, proses anaer obik

yang ter jadi pada digester selur uh per lakuan ber ada dalam kisaran t emperatur 31,7–34 f C sedangkan suhu l i ngkungan ber ki sar antar a 3 0,2 9 – 3 1,3 3 f C . Tem p er atur t er sebu t

mer upakan t em per atur yang sesuai dengan negara Indonesia yang ber iklim tropis. Berbagai literatur member ikan infor masi yang ber beda-beda t er hadap r entan suhu yang bai k untuk menghasilkan biogas. Menur ut Paimin (1995) t em p er atu r yan g b ai k dalam p r oses pembentukan biogas ber kisar antara 20 – 40 C. 3.6 Volume Biogas yang Dihasilkan

Pr odu k si gas h ar i an d i uk u r den gan m en ggu n ak an b alon udar a p last i k yan g dihubungkan ke digester dengan menggunakan selang plast ik, setelah balon udara ter isi dengan gas kemudian dimasukkan kedalam bak yang telah terisi air penuh, lalu balon udara yang ber isi

gas dimasukkan kedalam bak ter sebut. Jumlah air yang ter tumpah diasumsikan sama dengan volume gas yang di hasilkan. Cara seper t i i ni m en ggun ak an p en dek atan den gan Huk um Ar chi medes. Ber i kut i ni mer upakan gambar produksi biogas kumulat if

(7)

Pada Gambar 3, t er l i hat bahw a bi ogas yang dihasilkan ter us meningkat. Proses anaer obik ber langsung melalui tahap proses hidrolisis, tahap p en gasam an ( Asi d i f i k asi ) dan tahap p em b en tu k an gas m etan . Seh i n gga menghasilkan biogas dan terus bertambah setiap har i selama bakter i pengur ai ter us ber tumbuh dan ber akt ivi tas. Pada gr afi k d i atas t er li hat bahw a biogas yang dihasilkan tiap komposisi memi liki volume yang ber beda-beda. Produksi b i ogas k u m u lat i f p al i n g lam a t er dap at padakomposisi A0 S10 , A1 S9 dan A5 S5 yakni ber hent i pada har i Ke-33. Sedangkan produksi biogas kumulat if t erendah pada komposi si A10 S0 yakni ber hent i pada har i Ke-16. Menur ut Padang ( 2011) Per bedaan p r oduksi bi ogas disebabkan karena ketersediaan nutrisi (sumber ener gi) bagi bakter i anaerob yang ber beda-beda dar i m asi n g-m asi n g k om p osi si , sehi n gga berdampak pada per bedaan laju fer mentasi dar i setiap komposisi. Ber ikut ini mer upakan gr afik batang jumlah produksi total gas yang dihasilkan.

Gambar 4. Total Produksi Bi ogas Pada mi nggu per tama pr oduksi biogas sudah

mulai t er bentuk, hal ini ter jad i pada selur uh satuan percobaan. Dari Gambar 4, terlihat bahwa t otal pr oduksi bi ogas yan g d i hasi l kan dar i masi n g-m asi n g komp osi si mem i l i k i volume yang ber beda-beda, t otal p r oduksi t er besar

3.7 Produkt ivitas Biogas

P e r l a k u a n P r o d u k s i B i o g a s ( L ) V S A w a l ( g ) P r o d u k t i v i t a s ( l i t e r / g ) A 0 S 1 0 1 1 ,3 6 1 3 5 , 1 7 0 , 0 8 A 1 S 9 2 6 ,1 4 1 3 8 , 3 8 0 , 1 9 A 3 S 7 3 1 ,4 0 1 1 6 , 2 1 0 , 2 7 A 5 S 5 3 5 ,6 9 1 0 9 , 4 7 0 , 3 3 A 7 S 7 2 3 ,1 7 1 7 3 , 5 8 0 , 1 3 A 1 0 S 0 1 0 ,7 1 1 8 7 , 0 1 0 , 0 6

t er dap at p ada p en am bahan kot or an ayam sebanyak 50 %, dengan total produksi sebesar 35690 ml. Hal i ni bi sa di sebabkan kar ena campur an bahan yang seband i ng atau sama besar antara subtrat kotoran sapi dengan subtrat kotoran ayam, sehingga menghasilkan produksi yan g bai k . Begi tu j u ga den gan p en el i t i an seb elu m n ya oleh Wi b ow o d k k ( 2 0 13 ) d i dap at k an h asi l yan g op t i m um den gan komposisi 50 : 50 sebesar 1,69 liter. Sedangkan total produksi biogas terendah dihasilkan pada penambahan kotor an ayam sebanyak 100 % yang menggunakan komposisi 0 % kotor an sapi dengan total produksi sebesar 10714 ml. Hal i ni bi sa d i sebabkan k ar ena pada komposi si ter sebut memiliki kandungan C/ N rasio terendah dibandingkan dengan komposisi yang lain yakni sebesar 9,10. C/ N r asi o yan g r endah akan menyebabkan gas yang dihasilkan relat if rendah pula.

Tabel 5. Data yang Didapat Selama Peneli t ian

Dari tabel 5, kita dapat lihat produkt ivitas biogas ter t i nggi pada komposisi ( 50% KA:50% KS) yai tu seb esar 0 ,3 3 l i t er / g. Sedan gk an produkt ivi tas bi ogas t er endah t er dapat pada k om p osi si ( 10 0 % KA: 0 % KS) den gan p r odu k t i v i tas sebesar 0,06 l i t er / g. Hasi l

(8)

3.8 Uji Nyala Api

Gas yang telah ditampung pada balon udara lalu disambungkan pada bur ner menggunakan selang p last i k , kem ud i an u j un g selan g t er sebu t disulutkan pada sumber api . Hal ini ber tujuan untuk mengetahui apakah terdapat kandungan gas m etan dalam p r oses fer m en tasi bi ogas t er sebut. Nyala ap i m er up ak an salah satu i n d i k at or b er h asi l atau t i dak n ya p r oses fermentasi pada biogas ter sebut. Hasil akhir yang d i h ar ap k an dar i p r oses b i ogas i alah menghasi lk an nyala ap i yan g bi r u, sehi ngga apabila digunakan dalam kehidupan sehar i-har i akan ter asa manfaat bagi penggunanya.

Gambar 5. Api yang Dihasi lkan

Berdasar kan uji nyala api yang dilakukan pada mi ngggu per tama gas yang d i hasi lkan belum dapat menyala jika dibakar. Pada saat memasuki minggu kedua gas metana bar u bisa ter bakar, hal ini ter jadi pada selur uh per lakuan. Penyebab t er j ad i n ya hal t er sebu t b i sa d i k ar en ak an produksi gas metan yang di hasilkan pada awal pr oduksi biogas masih rendah, karena pr oses an aer ob m em er lu k an b eber ap a tah ap an d i an tar anya : Hi dr ol i si s, asi dogen esi s dan methanogenesis.

Dar i gambar 11, ter l ihat bahwa nyala api bi ogas dar i selur uh per lakuan menghasilkan war na api bir u, hal ini menunjukkan hasil pembentukan gas metan (CH4) memiliki kandungan gas diatas 40%. Menur ut penelitian Ihsan, dkk (2013) jika gas yang d i hasi lkan dar i pr oses anaer obi k dapat ter bakar kemungki nan mengandung 45% gas metan. Pada umumnya bila gas metana dibakar

IV. KESI MPULAN

Kesimpulan dar i penelit ian ini adalah :

1. Dar i hasil penel i t i an yang t elah d i lakukan, maka dapat disimpulkan total volume biogas yang dihasi lkan di pengar uhi oleh komposisi sub tr at. Pada k om p osi si ( 1 0 0% KS) menghasi l kan bi ogas sebesar 11 36 9 ml, komposisi (10%KA : 90%KS) menghasi lkan 2 6 1 40 m l, komposi si ( 30% KA: 70% KS) menghasilkan 31400 ml, komposi si (50% : 50%) menghasi lkan 35690 ml, komposisi (70%KA : 30% KS) menghasilkan 23170 ml dan komposi si (100% KA) menghasilkan volume sebesar 10714 ml.

2. Komposisi 50%:50% mer upakan komposisi ter bai k yang dapat menghasi lkan pr oduksi bi ogas den gan j um lah p r oduk si sebesar 35690 ml.

DAFTAR PUSTAKA

Fachr y, H.A. Rasyi di., Rinenda, dan Gust i awan. 2 00 4 . Pen en tuan Ni lai Kalor i f i k yan g Dihasilkan dar i Proses Pembentukan Biogas.

Jur nal Teknik Kimia. 2(5) : 7-12.

Ihsan, A., Bahr i, S., dan Musafi ra. 2013. Produksi Biogas Menggunakan cair an Isi Rumen Sapi den gan l i m b ah Cai r Tem p e. Jou r n al Of Natur al Science. 2(2) : 27-35.

Kahar ud i n dan F, Sukmawat i. 2010. Petunjuk Pr aktis Manajemen Umum Limbah Ter nak untuk Kompos dan Biogas. Balai Pengkajian Teknologi Per tani an. 23 Hlm.

Padang, Y.A., Nur chayat i , dan Suhandi . 2011. M en i ngk at k an Ku al i tas Bi ogas den gan Penambahan Gula. Jur nal Teknik Rekayasa. 12(1):53-62.

Pai m i n, F.B. 1995. Alat Pem buat Bi ogas dar i Dr um. Penebar Swadaya : Jakar ta. 49 Hlm Wahyono, E. H., dan N, Sudar no. 2012. Biogas :

Ener gi Ramah Lingkungan.Yapeka : Bogor. 50 Hlm.

Wahyuni , S. 2011. Menghasilkan Biogas dar i An eka L i m bah. Ed i si Per tam a. PT Agr o Medi a Pustaka : Jakar ta. 96 Hlm.

p en el i t i an m en u n j u k k an p r odu k si dan produkt ivitas biogas ter baik pada penambahan k ot or an ayam seban yak 50% , hal t er sebut menandakan proses degradasi bahan or gani k ter jadi secara baik sehi ngga berdampak pada produksi gas yang opt imum.

akan menghasi lkan w ar na bi r u dan nyala api t idak mudah padam.

(9)

Wi bow o, T.S., A, Dhar m a, dan Refi lda. 2013. Fer mentasi Anaerob dar i Campuran Kotoran Ayam dan Kot or an Sap i dalam Pr oses Pembuatan Biogas. Jur nal Kimia Unand. 2 (1): 113-118.

Yonathan, A., A. R.Prasetya, dan B, Pramudono. 2013. Produksi Bi ogas dar i Eceng Gondok ( Eicchor nia Cr assi pes): Kajian Konsist ensi dan pH Ter hadap Bi ogas Di hasilkan. Jur nal Tek nologi Kimia dan I ndust r i. 2( 2) : 211-215.

(10)

References

Related documents

We are going to analyze the impact of fiscal policy on income inequality by including four aspects of fiscal policy like current expenditures, development expenditures, indirect

with the nonparametric k-NN method and, for comparison, was derived directly from the distribution of ALS pulses. The site indexes were then estimated, using models for artificially

Thermal insulation is vital to energy efficient operations, thus its appropriate selection and aplication is very important.. However, the reduction of energy

Thus, the concept of Environmental Management Accounting with Material Flow Cost Accounting is able to provide great benefits for all tofu manufacturers in PRIMKOPTI tofu

The greatest enhancement of glucan hydrolysis was observed at a ratio of intact or mutant Xyl10A of 0.75, and the fold increases in the glucan hydrolysis yields were 4.9-

Uma das conclusões mais interessantes é o facto de que a oferta de conteúdos pertinentes é fator de diferenciação para as marcas, que podem conquistar o

Both a nonlinear Miner’s sum model and a generalized nonlinear residual strength model, when used with the 95/95 full Goodman diagram, predict the lower bound of the measured

The vanilla version of (1) underestimates the local load, thus yields too high wait times, and eventually traps the reactive load balancing in an overbooking of victim ranks.. It